Sep 1, 2012
Sebuah balon penuh perasaan
Muncul atau hanya sekedar pelampiasan, karena diriku tak kunjung membisikkan kabar. Pertanyaanmu yang ku yakini hanya sekedar formalitas. Akan harapanmu untuk mencairkan jarak diantara kita.
Sayangnya aku hanya menjawab ala kadarnya.
Bukankah itu yang engkau inginkan? Tepat sasaran.
Lalu kau membalas, "apakah kamu marah?".
Tidak, aku tidak marah, namun aku merasa hambar.
Kau terdiam dan mengucap maaf.
Tidak, aku tidak butuh maafmu, namun aku butuh kepastianmu.
apakah engkau kuat menjalani ini?
apakah batinmu ikhlas merangkul semua ini?
Aku tak berusaha menapik rinduku yang kelabu,
dan aku bukan orang yang munafik untuk lari dari rindumu.
Bernafas diiringi desak tangisan.
Oh bukan, aku terlalu gengsi untuk membasahi mata ini.
Tak ada balon disampingku, jadi untuk apa aku menangis?
Hanya ada balon yang ku harap dapat terbang membawa semua perasaan ini kepadamu.
Label:
Some words
Voila!
Powered by Blogger.