Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts
Oct 29, 2012
I'm proud
Sekedar berbagi cerita dan curcol meluapkan perasaan :')
Hari ini bagi rapor hasil mid semester 5. Alhamdulillah hasilnya bagus, saya ranking 3. Akhirnya bisa beradaptasi dan mulai meningkat maju, walaupun pelan-pelan yah namanya juga proses. Tapi bukan disitu inti ceritanya.
Waktu pulang sekolah, saya bergeming. Biasanya kalo bagi rapor, dari TK sampe SMA, selalu ayah yang ngmabil. Walaupun sudah 2 kali diambil sama my dearest aunty tapi tetep aja rasanya beda sama anak lainnya. Sebut saya norak atau apa. Kalo diambil orang tua sendiri itu sensasinya beda dan tentu saja bakal lebih bangga ketika orang tua kita melihat sendiri nilai bagus itu. Rasanya terharu aja tadi lihat ada temen saya begitu ibunya keluar kelas, dia langsung nyamperin dan mereka berdua tersenyum. Ya ampun itu siluet saya di masa lalu, sehabis ayah keluar kelas pasti nyengir nyengir entah nyengir bangga atau ngejek, dasaar.
Begitu selembar kertas nilai itu disodorin, saya langsung ngasih tau ayah saya via sms, mau nelpon ga ada pulsa .__. , lupakan,
S: iko ranking 3 yah
A: baguslah...
S: iyadong, ikoo
A: Alhamdulillah anak ayah pintar
Pas baca kalimat itu hati dan bibir serentak merekah. Walaupun jauh di mata, hatinya tetap bangga. Walaupun tak secara langsung menatap, kertas bagus itu akan setia menetap. Aku kangen ayah...
![]() |
rapor mid gue :) |
Label:
family,
Kehidupan anak sekolah
Feb 5, 2012
Traveling (re: pindah)
Sekarang 5 Februari 2012, banyak hal yang terjadi. Ini akibat saya ga posting posting ini. Oke mulai dari mana ini, oh mulai dari sini saja. Cerita ini bakal panjaaaaang :D
Jadi tanggal 2 Februari 2012, terakhir kali -semoga tidak- saya menginjakkan kaki di Palembang, Sumatra Selatan. Kenapa? Karena orangtua saya pindah lagi, ke Bali. Perasaan saya, nyesek, ga tau musti ngomong apa. Saya dapat kabar itu Jum'at, 27 Januari 2012. Sebenernya hari itu sama aja kayak hari-hari sebelumnya, sampai pas jam sejarah saya dapat sms dari mama, mbak bapak di mutasi ke daerah kuta bali, saya sempet ga percaya soalnya orangtua saya sering jahil gitu ngebohongin ~.~ tapi pas pulang ke rumah ternyata bener dan yah saya langsung lemeeesss...
Orangtua positif pindah ke bali. Lha saya? Nasib saya masih ngambang ga jelas, awang-awangan. Saya dikasih pilihan, mau lanjut sekolah di karawang, di jogja, atau di solo. Yang jelas saya ga ngelanjutin di palembang karena ga boleh dan ke bali? emm ga boleh juga -ahh padahal gua pengen!- karena susah udah SMA. Dan akhirnya saya di terdampar di Solo, Jawa Tengah. Kenapa ga di karawang? karena saya ga mau -saya ga suka kotanya-. Kenapa ga di jogja? karena saya belum siap ngekost sama sepupu.
Dan di sini lah saya, di Solo, tengahnya Jawa :D saya yakin ini jalan terbaik yang di berikan Allah buat saya. Syukurin saja. toh solo dan palembang itu sama saja. cuman disini saya harus mandiri, benar benar pisah sama orangtua. ga apa :) cepat atau lambat akhirnya bakal hidup sendiri juga kan :)
Terakhir, saya mau ngutip kata-kata. punyanya mamas yang terkenal itu lho, Raditya Dika :D Raditya Dika, Manusia Setengah Salmon.
"HIDUP penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Setiap kali gue ke airport untuk kerja ke luar kota, gue selalu melihat orang-orang yang hendak pergi berpelukan dengan keluarga atau pacarnya di depan pintu masuk. Kepindahan mereka membuat orang-orang terdekatnya sedih.
Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berpikir ini adalah perpisahan sehingga merasa sedih melepaskan hal-hal yang diakrabi. Hal-hal yang selama ini membuat kita senang dan nyaman. Akhirnya, melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Apakah akan sama enaknya? Apakah akan sama menyenangkan? Apakah akan lebih baik?
Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak bisa hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan, rela mati di tengah jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya.Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: berani pindah."
Saya ga nyangka teori manusia setengah salmon bakal terjadi pada saya. Yah, hitung hitung menambah daftar traveling saya di Indonesia. Setiap cobaan itu pasti ada hikmahnya. Semoga disini menyenangkan. Amin :)
Mar 11, 2011
Dec 22, 2010
Dec 19, 2010
extraordinary life
Gue baru saja baca di blog temen gue. She wrote about her parents. Itu mengingatkan gue waktu gue nge-kost dulu. Yaa, gue pernah kost sekitar 3 bulan karena orang tua gue pindah ke Palembang sementara gue harus nyelesaikan SMP di Pangkalpinang. Awalnya gue nolak, gue ga mau pisah dari mereka. Gue ga bisa ngebayangin SMP harus sudah kost. Tapi mereka bilang ini jalan satu-satunya. Gue harus tinggal demi UN atau pindah ke rumah nenek gue, mengejar ketertinggalan disekolah baru. Gue bingung, gue ga mau dua-duanya. Hidup sendiri atau meninggalkan teman-teman gue. Akhirnya gue milih untuk tinggal di Pangkalpinang. Orang tua gue ngedukung dan mereka percaya gue bisa lewatin ini semua.
So, my room is not too large. Satu ranjang dengan satu lemari. Malam pertama gue masih ditemani mama, katanya biar adaptasi dulu. Gue berharap malam itu tak kan pernah berakhir. Tapi waktu tetap berlalu dan paginya mama harus pergi ke Palembang. Gue bakal merindukannya. Sore nya gue sendiri. Pulang sekolah, buka pintu langsung duduk. Sekarang gue sendiri.
Minggu pertama berjalan lancar. Gue mulai bisa menerima keadaan ini. Sampai malam minggu pertama. Rasa rindu mulai menjalari pikiranku. Gue kangen mereka, lalu gue nelpon mama. Gue nangis. Gue pengen ketemu mereka. Tapi gue harus tahan, ga mungkin gue pergi begitu saja ke Palembang. Trus teman bapak gue dateng ngajak keluar buat ngusir rasa sedih gue. Mereka ngajak gue ke alun-alun. Sedikit rasa sedih itu terobati. Ini yang gue rindukan, keceriaan didekat orang yang kita sayang.
Setelah tiga bulan berlalu gue ketemu lagi sama keluarga gue. Waktu itu bapak gue ngomong, "ko, mau SMA di Palembang atau di Bandung?". Hey, ga perlu ditanya lagi, tentu saja gue milih di Palembang.
Tiga bulan itu memberi gue pelajaran bahwa hidup itu penuh perjuangan. Kita ga bisa terus bersenang-senang. Dan bersyukurlah atas apa yang telah diberikan. Jangan pernah menyia-nyiakan apapun dan jagalah selalu orang-orang yang beharga dalam hidupmu. You know what, waktu itu bapak gue ngomong selama masih bisa tinggal sama orang tua, kenapa tidak.
Label:
Ceplos dari gue,
family
Subscribe to:
Posts (Atom)
Voila!
Powered by Blogger.