Jan 8, 2013

untuk seorang teman

Mungkin, hanya sekedar angin lewat atau angin itu memang terasa. Entah kenapa, sebuah batas telah tercipta. Bagai tinggal dalam label kotak masing masing. Enggan melebur atau bahkan sedekar mengintip. Kita lebih memilih bermain aman, bersikap sewajarnya. Membuang ketidakwajaran hangat yang dulu ada. Aku tahu itu hak mu dan hak mu seolah membuat kebebasan ku sedikit direnggut. Biarlah yang sederhana itu tetap sederhana. Jangan diperbudak oleh rasa yang semu. Jangan biarkan aku membuat mulut itu berkata kasar. Jangan biarkan aku membuat tangan itu membuang semua ikannya. Juga jangan biarkan aku membuat hati itu merasa terkhianat.

 Kadang, sesuatu itu memang tak bisa  lebih, cukup di situ saja. Itu lebih indah.


Iko.
readmore »»  

Jan 7, 2013

rantang


rantang ini seperti bintang yang saling bertumpukan
saling memeluk sehingga tak bisa luput
bergandengan tangan membentuk sebuah lukisan
yang nanti akan dipajang di dasar tembok kenangan

rantang itu seperti sebongkah kolam keruh
menjadi licin oleh celotehan para lumut
menjadi gelap oleh kutukan penyihir kelam
menjadi sepi oleh goresan ketakutan

rantang ini, rantang itu
satu tumpuan berbeda haluan
beruntunglah rantang ini beruntung,
meranalah rantang itu merana
dan aku, aku bukan keduanya
aku memilih menjadi tumpuan, kemudi kapal.


readmore »»  

Dec 12, 2012

Teh Tawar


Ini hujan yang menyenangkan, dengan secangkir teh madu hangat yang manis.
Sayang, ini bukan terjadi kemarin.
Terlepas 12-12-12 itu tanggal cantik, bagiku tanggal kemarin tetap yang tercantik.
Sayang, aku melewatkannya.
Sayang, di tanggal itu teh tawar sedang menguasaiku.
Menjejalkan rasa hambar.
Membuat segalanya tak berasa, tak berwarna, tak bermakna.
Tanya kenapa?
Aku tak tahu jawabannya, sayang.
Bosan?
Tidak. Mungkin aku hanya ingin mengosongkan sejenak diriku dari dikau. Agar luapan magma ini bisa mengalir lancar dan segalanya akan terlihat lebih jernih.
Tenang sayang, hanya sebentar.
Maafkan egoku.

Selamat tanggal 11 tukang ikan.
Salam dari laut,
ikan.
readmore »»  

Nov 17, 2012

his name is Belly

lihat senyumnya =)

Hai! Ini Belly, teman baru. Saya mengenalnya Jumat kemarin. Anaknya baik lho, dan nyentrik. Lihat saja dandanannya. Tak masalah, penampilan itu nomor sekian, yang penting anaknya asik.

Dia pernah cerita kalau dia itu bersejarah karena dia lahir zaman ceramah reformasi. Tepatnya saat Pak eyang Slamet dengan semangatnya cerita masalah reformasi. Yang saya suka dari Belly itu, hemm.. bukan, bukan hidung panjangnya yang ia dapatkan karena suka bohong yang saya suka. Bukan juga karena dia menyematkan nama "IKO" di pakaiannya.Yang saya suka itu senyumnya, lebar dan hangat. 

Senang berkenalan dengan mu Belly. Panggil saja saya iko, biar lebih akrab gitu. Semoga kamu betah dengan ocehan saya dan kita bisa jadi teman yang baik. Kalau kamu macem-macem, saya hapus kamu. Takut? Jangan, saya hanya bercanda kok. Iko ga pernah sejahat itu, tanya saja sama si Isabella. Oh ya, Isabella itu teman kita juga jadi berbaik hatilah. Welcome to my life =D


readmore »»  

Voila!

Powered by Blogger.